Dalam dunia yang terus berkembang di mana persepsi daya tarik dan kepercayaan dapat sangat mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional, semakin banyak orang yang mengakui daya tarik bedah plastik wajah. Sebuah penelitian terobosan yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) Bedah Plastik Wajah telah menjelaskan fenomena ini, yang secara khusus berfokus pada pria. Penelitian ini, yang pertama dari jenisnya, mengungkapkan bahwa pria yang memilih bedah kosmetik wajah secara signifikan meningkatkan persepsi daya tarik, kesukaan, keterampilan sosial, dan kepercayaan diri mereka.
Mengubah sikap terhadap estetika wajah
Selama beberapa tahun terakhir, sikap pria dalam menjaga penampilan mereka telah mengalami pergeseran yang signifikan. Secara historis, kekhawatiran semacam itu dipandang sebagai hal yang berbatasan dengan narsisme. Namun, pria modern sekarang menganggap upaya ini sebagai bagian dari spektrum yang lebih luas dari kesejahteraan pribadi. Pergeseran dalam sikap masyarakat ini telah menyebabkan pria menjadi bagian dari 15-20% pasar bedah kosmetik. Pergerakan menuju perawatan dan peningkatan estetika ini merupakan bukti dari perspektif yang berkembang tentang perawatan diri di kalangan pria.
Penelitian: Metode dan pelaksanaan
Penelitian baru ini melibatkan 24 pria yang memilih berbagai prosedur kosmetik wajah yang dilakukan oleh ahli bedah ahli di Pusat Medis Universitas Georgetown. Prosedur ini termasuk pengencangan kelopak mata atas (blepharoplasty atas), pengecilan kelopak mata bawah (blepharoplasty bawah), pengencangan wajah, pengencangan alis, pengencangan leher, pembentukan ulang hidung (rinoplasti), dan / atau implan dagu.
Dalam sebuah pendekatan yang inovatif, tim peneliti membangun sebuah model campuran linier multivariat yang canggih. Model ini memungkinkan para peneliti untuk menganalisis reaksi partisipan terhadap prosedur bedah tertentu sambil mengendalikan perubahan yang ditimbulkan oleh prosedur tambahan yang dilakukan pada area wajah lainnya.
Dampak dari prosedur wajah yang berbeda
Temuan penelitian ini mengungkapkan wawasan yang menarik tentang efek dari prosedur yang berbeda pada persepsi daya tarik, maskulinitas, dan ciri-ciri kepribadian. Menariknya, pembesaran dagu adalah satu-satunya prosedur yang tidak mempengaruhi persepsi ini, kemungkinan karena rendahnya jumlah pasien yang menjalani prosedur ini.
Sebaliknya, prosedur lain memiliki efek yang lebih menonjol. Sebagai contoh, operasi kelopak mata atas meningkatkan persepsi kesukaan dan kepercayaan, sedangkan pengencangan alis meningkatkan persepsi ekstroversi dan pengambilan risiko. Demikian pula, pengencangan wajah meningkatkan kesukaan dan kepercayaan, sedangkan pengencangan leher meningkatkan persepsi ekstroversi dan maskulinitas. Pembentukan kembali hidung, atau operasi hidung, secara khusus meningkatkan daya tarik.
Persepsi maskulinitas dan perbedaan gender
Salah satu temuan penting adalah tidak adanya dampak yang signifikan terhadap persepsi maskulinitas, kecuali untuk prosedur pengencangan leher. Penemuan ini menunjukkan bahwa prosedur kosmetik saat ini untuk pria mungkin tidak meningkatkan persepsi sifat-sifat gender seperti halnya untuk wanita. Sebaliknya, penelitian serupa yang melibatkan wanita menemukan peningkatan yang signifikan dalam persepsi feminitas untuk banyak prosedur bedah kosmetik yang sama.
Kesimpulan
Penelitian perintis ini menggarisbawahi interaksi yang kompleks antara estetika wajah dan persepsi masyarakat. Meskipun pencarian daya tarik fisik mungkin menjadi motivator yang signifikan bagi pria yang mencari bedah plastik wajah, manfaatnya lebih dari sekadar peningkatan di tingkat permukaan. Memang, peningkatan persepsi kesukaan, keterampilan sosial, dan kepercayaan merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan hubungan pribadi dan profesional seseorang, yang semakin menekankan pentingnya pelatihan estetika dalam konteks bedah plastik wajah.
Meskipun prosedur bedah terus memainkan peran penting dalam meningkatkan estetika wajah, penting untuk mengetahui peningkatan prosedur non-bedah, non-invasif, atau suntik seperti Botox, filler, dan perawatan laser. Pilihan-pilihan yang tidak terlalu invasif ini, yang sering kali membutuhkan waktu pemulihan yang lebih singkat, memiliki risiko dan biaya yang lebih rendah, sehingga semakin populer di kalangan pria yang ingin mempertahankan penampilan awet muda. Selain itu, prosedur non-invasif menawarkan kesempatan untuk penyesuaian yang halus dan perawatan rutin daripada perubahan satu kali yang dramatis, sehingga memungkinkan pendekatan yang lebih personal untuk perawatan estetika.
Pada akhirnya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan hasil akhir pasien dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang potensi perubahan persepsi masyarakat yang dapat terjadi setelah prosedur perawatan ini.
π¬π§«π§ͺππ€π©βπ¬π¦ ππ
Referensi jurnal
Parsa, K. M., Gao, W., Lally, J., Davison, S. P., & Reilly, M. J. (2019). Evaluation of personality perception in men before and after facial cosmetic surgery. JAMA facial plastic surgery. https://doi.org/10.1001/jamafacial.2019.0463