Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang memotivasi keturunan penyintas Holocaust untuk mengunjungi situs-situs yang terkait dengan Holocaust? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keinginan keturunan penyintas Holocaust untuk mengunjungi situs-situs wisata terkait Holocaust? Sebuah penelitian terbaru menyoroti bagaimana sikap, faktor motivasi, dan emosi dapat membentuk citra situs-situs wisata kelam ini dan pada akhirnya berdampak pada keinginan untuk berkunjung. Penelitian ini dilakukan terhadap 243 penyintas Holocaust generasi kedua yang tinggal di Israel. Dengan menganalisis data, penelitian ini menguji peran mediasi dari citra situs dan pengaruh moderasi dari kendala kesehatan. Artikel ini memberikan kerangka teori berdasarkan Teori Perilaku Terencana Ajzen (1991) dan model yang diperluas yang diusulkan oleh Hsu dan Huang. Artikel ini mengeksplorasi dampak dari emosi, motivasi, dan citra destinasi terhadap pengalaman wisata kelam.
Peran emosi dalam konsumsi pengalaman di situs-situs ini merupakan area penelitian yang menonjol dalam perilaku konsumen, psikologi, pariwisata, dan literatur perhotelan. Pengunjung situs wisata kelam sering kali mengalami emosi seperti kesedihan, duka, sedih, ngeri, marah, dan jijik. Emosi ini memainkan peran penting dalam membentuk citra situs, yang kemudian mempengaruhi sikap dan niat individu untuk berkunjung. Khususnya, para penyintas dan keturunan mereka yang selamat dari Holocaust mungkin memiliki hubungan emosional yang tinggi dengan situs-situs ini karena hubungan mereka dengan peristiwa bersejarah tersebut.
Dinamika Emosi yang Kompleks
The Dinamika kompleks yang melibatkan sikap, motivasi, dan emosi, seperti kebencian dan kesedihan, memainkan peran penting dalam membentuk kecenderungan generasi kedua penyintas Holocaust untuk mengunjungi situs-situs wisata kelam. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Holocaust secara positif terkait dengan persepsi terhadap Memorial dan Museum Auschwitz-Birkenau yang berada di Polandia. Di sisi lain, kebencian terhadap Polandia sebagai negara tujuan atraksi wisata kelam tersebut ternyata memiliki dampak negatif terhadap persepsi keseluruhan terhadap situs tersebut. Temuan yang signifikan muncul, menunjukkan korelasi positif antara kesedihan dan kecenderungan para penyintas untuk mengunjungi situs tersebut dan persepsi mereka tentang citranya. Selain itu, hubungan positif yang penting antara kesedihan dan kebencian terhadap Polandia diidentifikasi.
Pentingnya hubungan emosional responden dengan negara tempat objek wisata kelam berada sangat ditekankan. Citra situs memainkan peran penting dalam memediasi pengaruh sikap responden, emosi kebencian dan kesedihan, motivasi warisan, dan niat mereka untuk mengunjungi destinasi negara tersebut. Pengelolaan yang efektif dan pemahaman tentang citra destinasi sangat penting untuk menarik pengunjung. Pengelola dan perancang situs dapat meningkatkan keterlibatan pengunjung dengan menangani emosi, memberikan konteks sejarah yang akurat, dan menciptakan pengalaman yang bermakna dan sensitif. Melibatkan para penyintas dan keluarga mereka dalam merancang dan mengoperasikan atraksi wisata kelam sangat disarankan untuk mendorong pengalaman yang lebih inklusif dan berdampak bagi pengunjung.
Sikap dan motivasi warisan
Pengaruh emosi terhadap sikap dan niat keturunan langsung korban penyintas Holocaust terhadap situs wisata kelam telah dibuktikan. Selain itu, kebencian terhadap destinasi negara tertentu dapat berdampak buruk pada reputasinya sebagai situs wisata kelam. Tingkat pengalaman warisan, yang menandakan hubungan emosional pengunjung dengan situs warisan, juga secara signifikan membentuk keinginan untuk mengunjungi situs wisata kelam. Teori Perilaku Terencana berfungsi sebagai kerangka kerja yang relevan untuk memahami motivasi dan sikap pengunjung dalam konteks ini.
Implikasi praktis bagi para pengelola situs dan perancang atraksi wisata sejarah kelam sangat jelas. Mengakui emosi dan sikap para penyintas dan keturunannya sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang penuh rasa hormat dan pengalaman yang memperkaya. Memasukkan perspektif penyintas dan melibatkan mereka dalam proses perancangan dapat berkontribusi pada perjumpaan yang lebih otentik dan bermakna dengan sejarah di atraksi wisata kelam.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, eksplorasi di masa depan harus mencakup emosi dan sikap dari berbagai kelompok pengunjung, yang memungkinkan untuk membandingkan pengalaman mereka untuk mengidentifikasi variasi motivasi dan persepsi. Selain itu, akan sangat bermanfaat untuk menyelidiki implikasi dari keterlibatan penyintas dalam perancangan dan pengoperasian atraksi wisata kelam. Penelitian semacam itu dapat menunjukkan bagaimana keterlibatan ini berdampak pada pengalaman pengunjung dan meningkatkan empati dan pemahaman di tempat tujuan wisata.
Penelitian kami!
Artikel ilmiah ini berfokus pada pemahaman tentang apa yang memotivasi keturunan penyintas Holocaust dalam hal kecenderungan mereka untuk mengunjungi situs-situs wisata Holocaust. Penelitian kami mencakup sikap, faktor motivasi, dan emosi yang membentuk persepsi tentang situs-situs wisata kelam yang terkait dengan tragedi holocaust dengan menggunakan data dari 243 warga negara Israel generasi kedua yang selamat dari bencana ini.
Analisis kami memberikan gambaran umum dengan menggunakan Teori Perilaku Terencana Ajzen dan model yang diperluas dari Hsu dan Huang - mengeksplorasi berbagai emosi yang terkait dengan kunjungan, termasuk kesedihan, dukacita, atau kengerian, sembari menyoroti motivasi seperti kebutuhan akan penjelajahan sejarah atau peringatan religius - yang menekankan pentingnya kunjungan ke makam bagi para penyintas/keturunan mereka yang memiliki hubungan pribadi dengan kejadian-kejadian tragis ini.
Penelitian ini mengkonfirmasi beberapa hipotesis tentang emosi dan sikap para penyintas terhadap Memorial dan Museum Auschwitz-Birkenau - yang menunjukkan bahwa rasa ingin tahu secara positif berdampak pada persepsi terhadap situs tersebut, sedangkan kebencian dengan negara Polandia sama dengan hal yang negatif - secara negatif mempengaruhi citra daya tarik objek wisata tersebut. Kesedihan secara positif terkait dengan kedua minat untuk mengunjungi lokasi sekaligus membuat persepsinya lebih baik.

Cara pengunjung memandang atraksi tersebut terkait langsung dengan hubungan wisatawan melalui sejarah atau hubungan yang dibuat antara lokasi-lokasi yang terletak di suatu negara tertentu - yang kami soroti dalam temuan kami, menunjukkan bagaimana mengakui emosi memainkan peran penting dalam menarik pengunjung dan mengubah pandangan negatif wisatawan. Memahami citra destinasi sangat penting dalam menarik pengunjung dengan cara menangani emosi dan memberikan konteks sejarah yang akurat sembari menawarkan pengalaman bermakna yang meningkatkan hubungan antara pengunjung dengan situs-situs tersebut dan refleksi mereka terhadap sejarah.
Studi ini menganjurkan untuk melibatkan para penyintas dan keluarga mereka dalam merancang atraksi wisata kelam karena hal itu dapat meningkatkan pengalaman pengunjung dengan membuatnya lebih komprehensif dan berpengaruh. Pengelola dan perancang tempat wisata harus memperhatikan temuan penelitian ini karena temuan ini sangat praktis ketika merancang tempat-tempat semacam itu. Mempertimbangkan perasaan keturunan para penyintas sangat penting untuk memberikan pengalaman yang penuh hormat dan memuaskan secara emosional. Melibatkan perspektif penyintas dapat memberikan pengalaman otentik dengan sejarah kepada wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat ini dengan berkontribusi pada kedalaman emosional.
Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya berfokus pada penyintas Holocaust generasi kedua dengan menggunakan sampel yang dipilih secara sengaja dari Museum Memorial Auschwitz-Birkenau sebagai konteks untuk mempelajari pokok bahasan ini lebih lanjut. Ruang lingkup di masa depan dapat berupa penelitian berskala besar untuk mengidentifikasi perbedaan di antara kelompok-kelompok pengunjung mengenai pengalaman kekejaman ini dengan mempertimbangkan motivasi atau latar belakang persepsi.
Saran untuk penelitian di masa mendatang
Untuk menyelidiki lebih baik apa dampak dari masukan penyintas dalam menciptakan suasana yang berempati selama fase perancangan kunjungan akan menjadi hal yang bermanfaat dan penelitian lebih lanjut harus dilakukan. Selain itu, memahami hubungan antara sikap negatif dan pengalaman di lokasi wisata kelam sangat penting untuk pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena ini. Salah satu aspek penting yang mempengaruhi kecenderungan untuk mengunjungi situs wisata kelam adalah tingkat pengalaman warisan budaya yang dirasakan oleh pengunjung. Hal ini berkaitan dengan seberapa terhubungnya pengunjung dengan situs warisan budaya. Untuk memahami niat dan sikap wisatawan dalam konteks ini, Teori Perilaku Terencana menawarkan kerangka kerja yang tepat.
π¬π§«π§ͺππ€π©βπ¬π¦ ππ
Referensi jurnal
Abraham, V., Pizam, A., & Medeiros, M. (2022). The impact of attitudes, motivational factors, and emotions on the image of a dark tourism site and the desire of the victimsβ descendants to visit it. Journal of Heritage Tourism, 17(3), 264-282. https://doi.org/10.1080/1743873X.2021.1955892